Blog yang Saya ikuti

Senin, 20 Juni 2011

Rindu

Sore itu, pukul 4, Tari baru saja selesai menghabiskan waktunya berjam-jam bersama anak-anak yang menderita penyakit kanker. Sudah hampir sebulan, Tari menemani mereka. Sambil melepas lelah, ia pergi ke kafetaria rumah sakit dan meneguk segelas teh hangat.

Sejenak, Tari tersadar akan sesuatu di pikirannya. Sudah beberapa hari terakhir, Vino tak terlihat di sekitar rumah sakit. Berbeda dari biasanya, Vino sering membantu Tari menemani anak-anak di sana. Di tengah-tengah pemikirannya itu, beberapa suster dan dokter, datang dan pergi untuk menghampiri dan menyapa Tari yang betah duduk di kafetaria.

Sepuluh menit berlalu, sebuah pesan singkat masuk ke telepon genggamnya. Pesan itu berbunyi, "Malam ini mas pulang ke Indonesia. :)" Harun, kakak Tari, mendapat liburan selama sebulan. Segera saja, Tari membalas pesan dari kakak satu-satunya itu. Tari membalas pesan singkat itu, "Wah!Benarkah? Bawa oleh-oleh ya! Nanti aku jemput deh, Mas. Jam berapa mendarat?" Sepuluh menit kemudian, pesan balasan dari Harun tiba, "sekitar jam 3 pagi, De. Tenang saja, Mas belikan banyak buat kamu. Mas tunggu ya, di bandara. Kalau tidak jadi, bilang ya, De." Betapa senangnya hati Tari. Sekian lama berpisah dengan Harun yang kuliah di luar negri, akhirnya besok pagi pulang juga ke Indonesia. "Asyik! Mas Harun pulang", ucap Tari dengan gembira di dalam hati. Setelah menghabiskan teh hangatnya, Tari segera pulang dan dengan semangat memberitahukan ayah dan ibu bahwa Harun akan pulang.

Malam berganti, jam 2 malam itu, Tari menjemput Harun ke bandara bersama ayah dan ibu. Tak berapa lama setibanya di terminal kedatangan luar negri, Harun pun terlihat datang. Tanpa malu-malu, dari kejauhan Tari berlari menghampiri Harun sambil berteriak memanggil namanya dan memeluknya erat, layaknya Cinta berlari menghampiri Rangga di film Ada Apa Dengan Cinta. Harun sampai hilang keseimbangan dan hampir jatuh. "aku kangen sama Mas Harun", kata Tari usai melepas pelukannya. "Mas juga kangen sama Tari, adik mas yang semakin cantik ini", jawab Mas Harun. Ayah dan Ibu pun menghampiri mereka dan mereka pun melepas rindu. "kamu sehat kan, Run?" tanya ibu. "iya, Bu. Harun sehat", jawab Harun. "sudah-sudah, kita pergi dulu dari sini, baru tanya-tanya", kata ayah. Pagi itu, wajah Tari begitu berseri-seri. Begitu cepatnya, Tari langsung membayangkan pergi jalan-jalan dan bersenang-senang bersama kakaknya yang berbeda usia empat tahun dengannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar