Blog yang Saya ikuti

Senin, 26 Maret 2012

setahun

Berawal saat aku ajak dia untuk melakukan sebuah gerakan tangan layaknya saling menembak dengan dua pistol, namun pistol dilambangkan dengan jari telunjuk dan jempol. Usai bermain bersama, gerakan tersebut kami mainkan sebelum kami pulang ke rumah masing-masing atau saat kami baru bertemu (sebagai gaya pembuka pertemuan).

Setelah lama tak bermain bersama, dengan besarnya rindu di hati kami, seakan gaya itu tak cukup mewakili rasa sayang kami. Lalu, aku bertanya, 'seberapa besar kakak rindu aku?'. Kemudian kakak menjawab, 'besar sekali hingga hati rasanya sesak'. 'wah, benarkah? wah, senangnya aku. kalau begitu gaya kita harus berubah kak', jawabku dengan sangat antusias. 'ganti gaya gimana maksudnya?', kakak bertanya dengan ekspresi sedikit bingung. aku jawab lagi, 'iya, gaya menembak itu sepertinya gak berlaku sekarang. karena rindunya sudah begitu besar, maka gayanya menjadi seperti ini..' sambil memposisikan kedua tangan seperti memegang bola sepak lalu mendorongnya ke depan dengan ekspresi mengerahkan tenaga yang besar. Setelah itu, kami pun tertawa besar bersama.
Kakak bilang, 'hahaha, itu kayak jurus silat ya? hahaha'.
Aku bilang, 'hahaha, iya, iya, semacam itu'.

Meskipun sering berkomunikasi via telepon selular atau jejaring sosial, tapi setahun tak bertemu tentu saja menumbuhkan rindu yang besar yang siap ditumpahkan hari itu. Hari itu, kami bertemu lagi di taman ganesha, di Bandung.

Selepas tawa tadi, kami berbincang panjang hingga, 'oh iya, datang ke sini naik apa kak?' tanyaku. kakak menjawab, 'kakak naik sepeda. itu, di sana di parkirnya'. pandanganku pun berbelok menuju tempat yang ditunjuknya. lalu, aku dengan heboh bereaksi, 'haah! sepedanya mirip banget sama sepeda aku!!!'. 'hihihi, memang iya' kata kakak dengan sedikit tertawa geli. masih dengan kehebohan, aku tiba-tiba berdiri dan berkata, 'kalau gitu, ayo kita jalan-jalan naik sepeda!'. dia tercengang dan melirik-lirik ke kanan dan ke kiri dengan raut wajah berpikir, dan berkata sekejap dalam hati, 'ini orang serius mau jalan-jalan boncengan naik sepeda itu di sini?! di bandung?! siang-siang?! kan panas, aduh, gimana ya..'. aku yang masih memperhatikannya berpikir lalu menyela, 'ayo! gak panas banget kok! aku yang gowes'. dan tak lama kemudian, akhirnya kami berjalan-jalan sekitar taman ganesha dengan berboncengan sepeda pink yang berkeranjang di depan stang-nya.