Blog yang Saya ikuti

Sabtu, 30 Oktober 2010

pergi untuk kembali

Di saat Tari hendak menemui seorang dosen pembimbing skripsinya, ia bertemu dengan Setyo di lobi kampus. Secara spontan, Setyo lebih dulu menyapa Tari, "Tari, apa kabar? Saya dengar kamu sempat kecelakaan mobil sebulan yang lalu?" Kemudian, Tari menjawab, "Oh, hai, Setyo! Alhamdulillah aku baik. Iya, cuma kecelakaan ringan saja, kok!" Tari pun melebarkan senyumnya sejenak dan berkata lagi, "maaf nih, aku sedang terburu-buru, sedang ditunggu dosen pembimbing." "Oh begitu! Semoga sukses ya, skripsinya," sahut Setyo. Tanpa basa-basi lagi, Tari langsung berjalan pergi meninggalkan lobi. Beruntungnya, Tari datang tepat waktu ke ruang dosen, sebab pak dosen hampir saja pergi untuk urusan lain. Dan bapak dosen juga memberikan tanggapan positif atas revisi skripsinya itu.

Selesai satu jam lebih Tari berdiskusi dengan dosen, handphone-nya berdering, tanda sms masuk yang ternyata dari Kelvin. Yaitu sebuah undangan dalam rangka syukuran atas kelulusan Kelvin.
"dear Tari, alhamdulillah kemarin aku wisuda. Sekarang aku sarjana kedokteran. Nah, hari Jumat, aku adakan acara syukuran di Jakarta. Kamu datang ya, Tar! Ok! Jam 7 malam di resto sunda Kemang ya! I'll be waiting for your coming. See you." 'oh, ternyata Kelvin sudah lulus. Aku harus bawa hadiah, nih' kata Tari dalam benaknya.
Tak lama setelah itu, Linda datang menghampiri Tari dan mengajaknya makan siang. Namun, karena kantin kampus sedang penuh, mereka akhirnya pergi makan siang di sebuah mall yang jaraknya dapat ditempuh dalam 10 menit saja dengan mobil. Sesampainya di food court mall dan mereka memesan makanan, Linda mengatakan suatu hal yang mengejutkan Tari. "Tar, kemarin sore, Setyo mengatakan perasaannya padaku bahwa ia jatuh hati padaku. Tapi, sebenarnya aku masih menyukai orang lain. Dan, sampai saat ini, aku belum memberikan tanggapan kepada Setyo. Jadi, bagaimana aku sebaiknya, Tar?" Kemudian, Tari mengatakan, "Benarkah? Kamu beruntung sekali ya, Lin. Jujur, aku tidak tahu harus berkata apa lagi tentang ini. Menurutku, ikuti saja isi hatimu, Lin. Dan pikirkan semuanya dengan baik." Sungguh terkejut, Tari mendengar hal itu. Namun, sebagai seorang sahabat, Tari harus tetap memberikan dukungan terbaik bagi Linda. Makan siang mereka pun berlanjut.

Selagi di mall, Tari sekalian membeli hadiah untuk diberikan Kelvin lusa. Sebuah ipod hitam yang di kemas sehelai kertas kado kuning pun siap.

Dua hari berlalu. Hari ini, jumat jam 7 malam, Tari tiba di resto tempat acara syukuran Kelvin berlangsung. Mengenakan kerudung biru pemberian Kelvin, dipadu long drees hitam dengan corak bunga biru muda dan jeans, Tari masih menengok-nengok mencari Kelvin. Sampai tiba-tiba ada yang memanggilnya dari arah jam 10, "Tari!!" Setyo ada di sana. "Kamu sedang apa di sini?" tanya Tari pada Setyo. Lalu, Setyo menjawab, "aku diundang temanku Kelvin, ia ada di sebelah sana. Kamu sedang apa?" Belum sempat menyambung pembicaraan dengan Setyo, handphone Tari berdering tanda panggilan dari Kelvin. "Tari, kamu sudah sampai?" tanya Kelvin. "Iya, aku sudah di dalam resto" jawab Tari. "Langsung masuk ke ruang VIP ya, ok!" sambung Kelvin dan menutup telepon. "aku juga diundang Kelvin, kalau begitu kita masuk sama-sama saja," ucap Tari pada Setyo sambil berlalu dari tempat mereka berdiri.

Tari dan Setyo masuk ke ruang VIP. Mereka segera menemui Kelvin. Sambil menyerahkan hadiah, Tari mengucapkan selamat kepada Kelvin atas kelulusannya itu. Meskipun masih terkejut karena Tari datang bersama dengan Setyo, Kelvin tetap menyambut Tari dengan hangat, "wah, terima kasih, Tar. Aku senang kamu bisa datang. Bagaimana bisa datang bersama Setyo?" Lalu, Setyo menyambung pembicaraan, "kami kan satu kampus, Kel. Tadi hanya kebetulan bertemu di depan resto. Oh, ya! Selamat ya, Vin! Semoga bisa jadi dokter yang baik dan sukses." Kelvin menjawab, "amiin, terima kasih, Yo. Ayo kita duduk bersama yang lain." Dan mereka pun berbincang-bincang hangat satu dengan lainnya, disuguhi menu masakan sunda. Termasuk di antara perbincangan di sana, Tari, Setyo, dan Kelvin larut dalam suasana suka cita. "Oh, ya. Sekali lagi, aku ucapkan terima kasih, Vin. Kerudungnya cantik sekali," ucap Tari. "sama-sama, Tari" jawab Kelvin. "Aku benar-benar lupa bahwa kalian satu kampus" lanjut Kelvin. "oh, jadi, Tari adalah anak dari kawan ayah kamu itu, Vin?" tanya Setyo. Setyo merupakan teman lama bahkan sahabat Kelvin sejak smp hingga sma. Sehingga, sangat banyak hal tentang Kelvin yang Setyo ketahui, juga sebaliknya. "wah, iya, betul, betul, Yo" kata Kelvin. "wah, sungguh kebetulan kita bertemu di sini" sambung Tari.

Acara berakhir pukul 9 malam. Tari, Setyo, Kelvin, dan teman-teman lainnya satu per satu pergi meninggalkan resto sunda itu. "jadi, besok kamu akan pergi ke Australia selama 3 bulan untuk observasi laboratorium ya, Setyo?" tanya Kelvin pada Setyo saat mereka hendak berpisah pulang. "iya, begitulah, Vin." jawab Setyo. "oh, hati-hati di sana ya Setyo. kalau begitu, aku pulang duluan ya. Assalamu'alaikum semuanya" kata Tari dan ia pun masuk ke dalam mobil, lalu pulang ke rumah.

Sungguh tak disangka oleh Tari. Penyataan perasaan Setyo pada Linda; persahabatan Setyo dan Kelvin; kepergian Setyo ke Australia; semua begitu mengejutkannya dalam waktu berdekatan. Semua itu meninggalkan tanya di benak Tari, 'tanggapan apa yang akan diberikan Linda pada Setyo nanti? dan apakah Setyo tahu tentang perjodohan aku dengan Vino?'

Selasa, 26 Oktober 2010

Takkan tergantikan

25 oktober 2010
Siang itu, Jakarta sudah dilingkupi awan mendung ketika aku di kampus a UNJ. Kemudian, hujan deras mulai turun menjelang waktu solat asar tiba (+2.30 pm). Karena ada janji asistensi, disela hujan reda aku pergi menuju kampus b UNJ. Tak disangka, dalam perjalanan mengendarai motor, hujan turun lagi. Sehingga, basahlah pakaianku hampir seluruhnya (-04.00 pm). Sudah tiba ditempat, asistensi judtru sudah selesai. -v_v- [mau apa lagi...]
Sambil menunggu hujan reda, aku duduk berbicang-bincang bersama NEO (Nur Eka Oktaviani). Beberapa lama menunggu, hujan tak kunjung reda, tapi perut memanggil untuk diberi makan (alias lapar ^_^). Kami pun menyantap mie rebus di kantin FMIPA yang kecil itu. Seusai itu, terlihat bahwa hujan mulai reda. Kami pun pulang masing-masing.

Pukul 05.30pm, aku pergi meninggalkan kampus b yang sudah tergenang air dimana-mana. Tak lama kemudian, saat mengendarai motor, hujan turun lagi. Bertambahlah basah gaunku itu. Namun tetap harus berhenti sejenak di mesjid untuk melaksanakan solat magrib (+06.oopm). Seperti biasanya, jalan Sudirman padat merayap plus becek. Perjalanan menempuh hujan terus aku lakukan, dengan tekad tidur pulas di kasur yang hangat di rumah. Di tengah tekadku yang basah, di antara mobil-mobil yang terkena macet, terpaksa aku harus mengalihkan arah perjalanan akibat banjir di depan depkes. Entah ke arah mana aku melaju, yang penting yakin bahwa akan ada papan hijau penunjuk jalan yang bertuliskan "CILEDUG" nanti dapat kutemukan. Kondisi lalu lintas di jakarta selatan saat itu benar-benar macet total (stuck). Bukan hanya mobil yang tak bisa bergerak, motor juga menumpuk dijalan-jalan raya. Termasuk motor yang aku kendarai (=_='). Tapi aku harus tetap berjuang! (Tekad basah plus kedinginan dalam hati yang masih membara). Tentu saja, kalau tidak begitu, mau bagaimana lagi?! Setelah menembus kemacetan, harapan muncul. Akhirnya papan hijau penunjuk jalan bertuliskan "CILEDUG" aku temukan. (hore! >.<) Tiba di kebayoran lama, melewati jembatan kebayoran lama dan seskoal, jalanan yang kulalui cukup lancar, meskipun sebenarnya aku tetap harus berhati-hati karena hujan masih mengguyur jalanan. Dengan senang, aku melajukan motor. (tumben kebayoran-seskoal sepi alias tidak macet! n_n) Baru saja hati ingin bersuka cita, di Cipulir justru macet total menghadang lagi. (WHAT! >o< style="font-style: italic;">traffic light swadaya. Ternyata, kali pesanggrahan meluap dan jalan raya tergenang banjir. (Masya Allah, Astagfirullah)
You know what, ketinggian banjir disana mencapai satu meter dan arus airnya sangat deras, sisa bensin mengkhawatirkan, batere hp mati, jam sudah menunjukkan pukul -09.00 pm, banyak mobil dan motor mogok akibat menerobos banjir, bla, bla, bla, bla (sudah sangat,sangat, rumit sekali banget >_<). Suasana crowded membuatku terpaku dan mondar-mandir mengecek motor yang aku parkir dipinggir jalan. Pikir-pikir daripada aku nanti pingsan, aku pun menyantap bubur madura di kaki lima pinggir jalan. Sebearnya sih, maunya makan nasi padang. Tapi apa dayaku. Uang tak ada. (menyedihkan; sendirian, :( kebingungan, :( kedinginan) Selama duduk menyuapkan bubur kedalam mulut, aku masih terus tengok sana-sini mencari cara keluar dari sana. Berpikir untuk kembali ke arah Jakarta untuk menginap di rumah nenekku pun sudah tak ingin aku lakukan. Karena sudah bisa aku bayangkan seperti apa kepadatan jalan raya yang tadi aku lewati. Lalu, satu per satu harapan muncul; aku menemukan stop-contact (sumber arus listrik) menganggur di dekat tenda-gerobak penjual bubur madura dan ada orang-orang yang menyediakan jasa gerobak untuk mengangkut motor menyebrangi banjir. Alhamdulillah, hp-ku bisa di-charge. Selama satu jam menunggu hp bisa hidup kembali, aku mengobrol dengan seorang wanita yang motornya mogok dan sedang diperbaiki suaminya. Raut wajahku pun sedikit demi sedikit bisa relaks.

___Feels like this story was never ending story____

Pukul +10.00pm, akhirnya hp-ku bisa menyala kembali. Aku pun menghubungi ibuku dan mengirim sms ke beberapa temanku untuk menghilangkan sedikit kekosongan juga kekhawatiran saat itu (bisa ditanyakan langsung pada saksi). Terima kasih buat orang-orang yang sudah membalas smsku (^_^). Seenarnya aku masih bingung harus bagaimana, selain masih menimbang-nimbang pilihan untuk menggunakan jasa gerobak penyebrangan banjir. Setelah berbicara ditelepon dengan ibu dan kakakku, akhirnya aku putuskan untuk naik gerobak. Terima kasih untuk kakakku yang menyarankanku untuk melakukannya (^v^). Karena keberanianku tidak sekuat itu untuk memilih menyebrangi banjir naik gerobak. Memang tidak ada piliha lain. Setelah motor dinaikkan ke gerobak, aku pun naik di atasnya (benar-benar mengerikan berada diatas motor yang berada diatas gerobak yang ditarik seorang bapak tua berkaos biru dan dua pemuda dibelakangnya >.<)
Tapi beruntung aku masih bisa melewati itu dengan selamat. Alhamdulillah. Pukul +10.30 pm, aku pergi meninggalkan banjir luapan kali pesanggrahan. Kali ini, dengan semangat 45 aku melajukan motor ditengah kegelapan malam (sampai-sampai aku hampir tidak mengenali daerah yang aku lewati, karena gelapnya -_-'). Dan sekitar pukul -11.00 pm, aku tiba di kompeks Puri Kartika, dimana rumah tempat aku tinggal berada.

_____actually, this story was very complicated____
Setelah masuk komplek, lagi-lagi air menutupi jalan bahkan ternyata rumahku sudah terendam banjir (innalillaahi -_-)

Sabtu, 23 Oktober 2010

bimbang

Melly Goeslow - bimbang

pertama kali aku tergugah dalam setiap kata yang kau ucap
bila malam tlah datang terkadang ingin ku tulis semua perasaan
kata orang rindu itu indah namun bagiku ini menyiksa
sejenak ku fikirkan untuk ku benci saja dirimu namun sulit ku membenci

reff:
pejamkan mata bila kuingin bernafas lega
dalam anganku aku berada disatu persimpangan jalan yang sulit kupilih

ku peluk semua indah hidupku hikmah yang ku rasa sangat tulus
ada dan tiada cinta bagiku tak mengapa namun ada yang hilang separuh diriku

If you were my baby

Rick Price - If you were my baby

I could dream my life away
What would I care anyway
It'd be so fine
If you were my baby

I'd be walking ten feet tall
With your love, girl
Why should I worry at all
If you were my baby

I'd never be lonely
If you were my only love
If you were my baby
I'd take my last breath
Before I would let you go
And I promise I'd love you forever and ever
If you were my baby

We'd go walking late at night
Count the starts up in the sky
Just you and me
If you were my baby

Stop to kiss under a tree
Listen to the sound of the whispering breeze
If you were my baby

I'd never be lonely
If you were my only love
If you were my baby
I'd take my last breath
Before I would let you go
And I promise I'd love you forever and ever
If you were my baby

Oh, how wonderful life would be
If you'd give your love to me
Just to hold you endlessly
Is all I'd ever need

I'd never be lonely
If you were my only love
If you were my baby
I'd take my last breath
Before I would let you go
And I promise I'd love you forever and ever
If you were my baby
Oh, if you were my baby
If you were my baby

numpang cerita ah

Sekarang kan aku semseter 5 di Pendidikan Fisika UNJ, berarti harus segera memikirkan ppl dan skripsi nih! But, you know what? Semester ini tugasnya bejibuuun booo!!
Semua Mata Kuliah ada tugasnya dan itu lebih dari satu tugas. Hahaha..... (Alhamdulillah, aku masih sempat ketawa di tengah kesibukan kuliah ini ^_^)

Kuncinya adalah menikmati kesibukan ini dengan ikhlas. Karena kita tahu, bahwa waktu kita berlalu dengan sangat cepat. Yakinlah bahwa kesibukan kita hari ini akan terganti dengan kesuksesan dikemudian hari. Aku dan kita harus tetap berusaha! Berjuaaang!!

Minggu, 17 Oktober 2010

menanti pelangi

Malam itu, sepulang dari rumah Dina pukul 9, Tari membuka laptopnya dan mengecek email. Ia menemukan email balasan dari Kelvin di Inbox, lalu segera membacanya.
"Dear Tari.
Setelah aku renungkan lagi, aku paham sekarang. Maaf ya. Dan aku tidak akan mencampuri urusan ayah kita. Oh ya, aku mengirimkan sesuatu untukmu tadi siang. Semoga, yang aku berikan itu bisa menambah kecantikan hatimu Tari. :)
Diterima yaa...
Sampai jumpa Tari."
Tari pun tersenyum. Ia sedikit lega membaca email itu. Karna sudah lelah, Tari kemudian tidur.

Dinginnya udara pagi yang diguyur hujan, membangunkan Tari jam 6 keesokan harinya. Saat itu ia teringat dengan kiriman dari Kelvin. Ia segera keluar kamar dan menanyakannya kepada mbak Mar -pembantu rumah tangga- "mbak, apa ada kiriman untukku kemarin?" Kemudian mbak Mar menjawab, "iya, Non (panggilan singkat dari Nona)! Itu ada di rak pajang ruang keluarga". Tari langsung membukanya. Ternyata, Kelvin mengirimkan dua buah kerudung dengan warna biru dan merah jambu.

"Wah, hadiah dari siapa itu, Tari?" tiba-tiba ibu datang dari arah dapur melihatnya memegang dua buah kerudung. Tari menjawab, "Kelvin yang memberikan ini". "Kelvin sudah kembali ke Bandung?" tanya ibu lagi. "Iya, Bu. Tari mau mandi dulu ya", jawab Tari dan pergi meninggalkan ruang keluarga. Entah kenapa, Tari begitu bahagia menerima pemberian Kelvin itu. Sehingga, hari itu juga Tari lagsung mengenakan kerudung merah jambu barunya ke kampus.

Setibanya di kampus, Linda adalah orang pertama yang ia temui selepas turun dari mobil. Ketika Tari menyapa Linda, Linda sempat terpaku sesaat mengenali perubahan sahabatnya itu. "Hai Linda! Kok diam begitu?" sapa Tari kepada Linda. "Sekarang kamu pakai kerudung, Ri? Semakin cantik saja kamu", sahut Linda yang berjalan mendekati Tari. "Terima kasih ya", lanjut Tari. "Oh ya! Kamu sudah sembuh, Ri? Aku dengar, mobilmu ditabrak truk ya?" tanya Linda. "Alhamdulillah, aku sudah baik. Hanya luka ringan saja, kok! Iya, begitulah", jawab Tari. Kemudian, mereka berdua segera menemui dosen pembimbing skripsi mereka di lantai 3.

"Terima kasih, Kel. Kerudung ini langsung aku pakai, lho! Aku suka sekali. :)" ucap Tari pada Kelvin melalui sms di hari itu.

Minggu, 10 Oktober 2010

Sean Kingston ft Justin Bieber – Eenie Meenie


[Sean Kingston]
Eenie meenie miney mo
Catch a bad chick by her toe
If she holla (if, if, if she holla) let her go

She’s indecisive
She cant decide
She keeps on lookin
From left to right

Girl, cmon get closer
Look in my eyes
Searchin is so wrong
Im Mr. Right

You seem like the type
To love em and leave em
And disappear right after this song.
So give me the night
To show you, hold you
Dont leave me out here dancin alone

You cant make up your mind, mind, mind, mind, mind
Please dont waste my time, time, time, time, time
Im not tryin to rewind, wind, wind, wind, wind
I wish our hearts could come together as one

Cause shorty is a eenie meenie miney mo lova
Shorty is a eenie meenie miney mo lova
Shorty is a eenie meenie miney mo lova
Shorty is a eenie meenie miney mo lova

[Justin Bieber]
Let me show you what your missin
Paradise
With me you’re winning girl
You don’t have to roll the dice
Justin Bieber Eenie Meenie
Tell me what you’re really here for
Them other guys?
I can see right through ya

You seem like the type
To love em and leave em
And disappear right after the song.
So give me the night
To show you, hold you
Dont leave me out here dancin alone

Cant make up your mind
Please dont waste my time
Not tryin to rewind
I wish our hearts could come together as one

Cause shorty is a eenie meenie miney mo lova
Shorty is a eenie meenie miney mo lova
Shorty is a eenie meenie miney mo lova
Shorty is a eenie meenie miney mo lova

[Sean Kingston]
Eenie meenie miney moe
Catch a bad chick by her toe
If she holla (if, if, if she holla) let her go
Eenie meenie miney moe
Catch a bad chick by her toe
If she holla (if, if, if she holla) let her go

Shorty is a eenie meenie miney mo lova
Shorty is a eenie meenie miney mo lova
Shorty is a eenie meenie miney mo lova
Shorty is a eenie meenie miney mo lova

Cant make up your mind
Please dont waste my time
Not tryin to rewind
I wish our hearts could come together as one
(repeat)
[End]

Rabu, 06 Oktober 2010

Dewasa ini

Aku pernah membaca pada sebuah artikel koran yang menyatakan bahwa jika ingin bahagia maka carilah kesibukan. Kini, kesibukan seolah menjadi teman akrabku sehari-hari selama lebih dari 2 pekan ini. Bagiku, kesibukan memang benar dapat melepaskan diri dari rasa kesepian atau kebosanan yang merupakan salah satu peicu timbulnya stress atau depresi. Tapi, kesibukan ini juga mengiringi beberapa dampak buruk. Seperti, kurang istirahat, terlambat makan, kelelahan, dan yang lebih buruk adalah sakit. Sepertinya, makna kesibukan itu perlu diperjelas kembali, Dan aku perlu menyesuaikannya dengan kemampuan diriku.