Blog yang Saya ikuti

Sabtu, 22 November 2014

bagian dari Adzkia (1)

Saat itu.. aku sangat bersyukur, karena Allah mengizinkanku untuk menjadi bagian dari mereka. Saat itu, aku adalah guru baru di tempat yang dikelilingi pepohonan, Adzkia Islamic School-Pesantren Daarut Tauhiid.

Hidup di dunia memang begitu singkat. Sekarang, aku bukan lagi seorang yang berusia anak-anak. Tetapi, masih sangat ku ingat bagaimana aku pernah meminta kepada orang tuaku, agar aku dimasukkan ke sebuah pesantren setelah lulus sekolah dasar. Aku yang masih bersekolah di kelas 6 di sekolah dasar negeri di Ciledug, entah siapa nama temanku yang mengajakku melanjutkan bersekolah ke pesantren. Ternyata, Allah belum mengizinkanku menjadi seorang santri, atau bahkan untuk melihat seperti apakah lingkungan pesantren.

Tiga tahun berselang dan aku sudah menjelang lulus sekolah menengah pertama di sebuah sekolah negeri di Ciledug. Aku masih ingat pula, bahwa aku masih punya keinginan untuk masuk ke pesantren. Subhanallah. Alhamdulillah. Allah Yang Maha Penyayang, menakdirkanku melanjutkan sekolah di sekolah menengah atas di sekolah negeri di Ciledug dan di SMA ini, Allah mempertemukanku dengan seorang Santri dari pesantren Gontor. Pesantren Gontor adalah pesantren yang terkenal se-Indonesia. Gontor ada di Jawa Timur. Temanku itu namanya Fensi. Aku mengaguminya, karena tidak semua orang bisa terdaftar sebagai santri di Gontor. Itu artinya, Fensi adalah orang yang hebat! Subhanallah. Keinginannya kuat untuk mencari ilmu di pesantren. Hingga, Allah menakdirkannya bertemu denganku, agar aku tahu, rasanya berteman dengan seorang santri, karena keinginanku menempuh pendidikan pesantren tidak pernah terjadi, sampai sekarang. Masyaa Allah. Allah Maha Mengetahui, apa yang terbaik bagiku. Alhamdulillah. Meski begitu, Allah Begitu Sayang kepadaku. Allah selalu memberikanku lingkungan hidup yang baik, yang dikelilingi oleh orang-orang baik.

Sejak aku di SMA, aku tidak terpikir lagi untuk mencari ilmu di sebuah pesantren. Namun, Allah selalu menjagaku, dengan menakdirkanku melanjutkan kuliah di 'pesantren' UNJ, yaitu fakultas MIPA. Alhamdulillah.

Hingga tibalah hari itu, hari dimana aku bertemu dan berinteraksi dengan santri-santri di Adzkia Islamic School. Masyaa Allah. Allahu Akbar. Semoga Allah selalu melindungi dan menyayangi kalian semua, siswa-siswa Adzkia Islamic School yang aku sayangi. Aku sangat bersyukur pada Allah, atas karunia kesempatan untuk berada di antara hamba-hamba Allah yang semangat menghafal Al Qur'an itu. Alhamdulillaah. :)

Senin, 20 Oktober 2014

Pemilik Bengkel Mobil

16 Mei 2012
Tidak aku sangka sama sekali, peristiwa yang terjadi hari ini. Tepatnya adalah peristiwa yang terjadi tadi siang di sebuah bengkel mobil. Seorang pemilik bengkel mobil, sepertinya telah lama menugguku datang ke bengkel miliknya. Setelah aku tiba di sana, dengan antusias dia menyambutku dan mempersilahkanku masuk ke kantornya. Setelah keperluan antara kami selesai diurus, kemudian dia menanyakan kepadaku apakah aku sudah bekerja atau masih kuliah. Lantas, ku jawab bahwa aku masih kuliah. Bapak pemilik bengkel bertanya lagi kepadaku, 'kuliah dimana?'. Aku pun menjawab, 'saya kuliah di UNJ, Pak.' Lalu, dia mencoba mengingat-ingat sesuatu yang ternyata dia sedang mencoba mengingat letak UNJ itu dimana dan menanyakannya kepadaku untuk mendapatkan kepastian, 'UNJ itu yang di dekat TIM (Taman Ismail Marzuki) itu ya?'. Tentu saja aku jawab, 'oh, bukan Pak. Kalau yang di dekat TIM itu adalah IKJ. UNJ itu letaknya di Jakarta Timur Pak.' Lalu dia menganggukkan kepala sambil berkata, 'ooh' dan dia bertanya lagi, 'setiap hari pergi kuliahnya naik mobil?' Aku jawab, 'nggak Pak, naik mobil sendiri macet dan karena saya sudah semester delapan, jadi saya kuliahnya juga nggak setiap hari' Bapak itu bertanya lagi, 'lalu, naik apa?' Aku jawab lagi, 'naik bis...', tapi belum selesai aku menjawab, Bapak itu sudah bertanya lagi, 'naik bis?' dengan nada agak heran. Aku jawab, 'iya Pak, naik bis, busway ..' Wajah Bapak itu langsung menunjukkan bahwa dia paham meski masih menyisakan sedikit raut heran. Dia pun bertanya lagi, 'jadi, dari semester satu kuliah pulang-pergi naik bis Ciledug-UNJ?!' Setelah itu, dia mulai bercerita...

'memang benar, kalau mau berhasil itu butuh perjuangan! Pergi dari Ciledug ke UNJ naik bis juga termasuk perjuangan sekali itu! Dari Ciledug, ke blok M, lalu naik Busway.. Saya ini bukan orang "sekolahan". Tapi Alhamdulillah, tanggal 16 Juli nanti, bengkel ini sudah berumur 26 tahun. Alhamdulillah bengkel ini punya saya. Dahulu, meskipun saya gak bercita-cita sekolah yang tinggi, tapi saya punya tekad, minimal di masa depan saya harus punya bengkel sendiri yang saya kelola (urus) sendiri. Subhanallah, Alhamdulillah sekarang keinginan itu sudah terwujud. Bengkel ini awalnya cuma bengkel angkot. Alhamdulillah sekarang ramai terus dengan mobil bagus. Barusan, sebelum ini, ada orang yang baru saja membengkelkan mobilnya yang rusak ke sini. Mobilnya tabrakan di jalan tol, Jadi, tabrakannya itu beruntun. Mobilnya dia ditabrak dari belakang, sehingga dia menabrak mobil depannya, dan depannya juga menabrak dan seterusnya, hingga ada tujuh mobil yang jadi korban. Orang tadi baru saja melunasi uang perbaikan mobilnya yang mencapai 13juta. Mobilnya itu rusak parah, maka saya janji ke orang itu 'mobil ini paling cepet selesai seminggu dan paling lama 10 hari, tapi InsyaAllah seminggu sudah selesai'. Kenapa harus saya janjikan begitu, karena bisa saja kan selama proses perbaikan mobil ini, entah bahan-bahannya kurang atau ada kendala lain, makanya saya bilang paling lambat 10 hari, untuk mencegah kemungkinan terburuk. Karena kita kan nggak tahu nantinya gimana selama proses pengerjaan. Alhamdulillah empat hari, itu mobil kelar. Mobilnya masuk hari senin mnggu lalu, hari Jum'at sudah selesai dan bisa diambil. Tetapi, orangnya baru bisa ambil kemarin (senin, seminggu kemudian dari hari senin saat orang itu membawa mobilnya ke bengkel)

dia bercerita tentang temannya yang punya rumah besar sekali di bekasi.. padahal dahulunya dia adalah orang kampung yang kalau mau sekolah harus naik-turun gunung sejauh 6 kilometer,
temannya itu orang sarjana hukum.

lalu dia bercerita lagi tentang seorang wanita yang berasal dari pandeglang, namun sukses di jakarta. dan pergi satu bis dengannya, karena hanya ingin naik bis.

lalu dia bercerita lagi tentang mahasiswa yang kemarin datang ke bengkelnya, yang berusaha mencari tahu, kenapa bengkelnya selalu ramai.

bapak itu bilang, hukum alam di dunia itu siapa yang berjuang, pasti akan sukses, seperti, siapa yang menanam pasti akan menuai.

dia juga bilang, bukan hanya hewan, tanaman juga tahu balas budi. misalnya kita beli pohon mahal-mahal, tapi gak kita rawat, ya tentu saja dia akan mati.

nah, kalau hukum akhirat itu, sebanyak apapun amal kita di dunia, belum tentu ada pahalanya di akhirat, karena amal itu tergantung dua hal, yaitu niat dan keikhlasan.

dia juga berpesan, jangan pernah menyakiti orang lain meskipun itu hanya dengan omongan, apalagi perbuatan. Tapi, jangan ragu membuat orang lain senang, meskipun itu hanya dengan omongan, apalagi perbuatan.

dia bilang, jangan sampai bohong sekecil apapun.

kunci sukses itu ada tiga: ilmu, rajin,jujur.

Kamis, 24 Juli 2014

Balon

Entah mengapa, ia tak dibelikan balon yang mungkin harganya hanya 2000 rupiah. Padahal, orang tuanya mampu secara ekonomi. Ia merengek-rengek menangis terisak-isak hingga wajahnya merah dan basah dengan air mata.
Apa kata orang tuanya?

"Nak, kamu tidak butuh balon itu. Balon itu hanya melayang beberapa jam saja. Nanti malam, balon itu tidak akan lagi melayang di udaa seperti saat siang ini. Sudah! Berhentilah merengek. Ayo kita pergi dari sini."

Setelah sepuluh menit ia merengek menangis merajuk ingin sebuah balon, akhirnya ia pergi dengan hati sedih. Perlahan, isak-nya reda. Orang tuanya lalu membelikan beberapa buku bergambar. Apa kata orang tuanya?
"Nak, buku bergambar ini bagus untukmu. Daripada balon yang tadi, lebih baik buku ini. "

Buku bergambar itu sanagat berwarna-warni. Dan harganya cukup mahal, yaitu 2 5000 rupiah per buku. Tidal tanggung-tanggung is dibelikan  4 seri buku tu.

Jumat, 02 Mei 2014

Kurikulum 2013 (bag. 3)

Pengetahuan tentang sistem penilaian dan pelaporan hasil belajar siswa dalam bentuk Lembar Capaian Kompetensi - LCK- (yang dulunya dikenal dengan >> Raport) juga diberikan oleh narasumber Pelatihan Kurikulum 2013 untuk guru-guru ilmu alam se-Kota Tangerang Selatan. Metode pengisian ini baiknya pula dipahami dengan baik, teliti, dan cermat oleh guru-guru, khususnya bagi Bapak/Ibu guru yang juga menjalankan posisi sebagai wali kelas.

Berikut ini dokumen yang berisi penjelasan tentang LCK:

Lampiran SK Dirjen No. 177 tentang LCK

Berdasarkan pemaparan narasumber dari dinas pendidikan maupun kemendikbud, Kurikulum 2013 menekankan pada 4 Kompetensi Inti. Kompetensi ke-1 dan ke-2 memuat kompetensi SIKAP. Kompetensi Inti ke-3 memuat Kompetensi PENGETAHUAN dan Kompetensi ke-4 memuat Kompetensi KETERAMPILAN. Kompetensi Pengetahuan yang dimaksud adalah ukuran pemahaman siswa terhadap materi pelajaran per mata pelajaran, sedangkan Kompetensi Keterampilan yang dimaksud adalah ukuran kebisaan siswa terhadap beberapa keterampilan seperti keterampilan menjalankan sebuah proyek, membuat suatu produk, membuat portofolio, maupun keterampilan melakukan sebuah Unjuk Kerja. 

Untuk itu, saya menyarankan kepada Bapak/Ibu guru, agar kembali mempelajari tentang konsep penilaian dengan menggunakan SKALA LIKERT, mempelajari lagi TEORI BLOOM, serta TEORI ANDERSON.

Hal yang cukup rumit, akan ditemukan pada proses penilaian Sikap. Ada beberapa teknik baru yang diminta oleh tim pengembang kurikulum itu, yaitu keberadaan Penilaian Diri, Penilaian Antar Teman, serta Jurnal.

Ohya, ada lagi! Ada lagi hal baru yang menurut saya hanya bersifat "Teknis", bukan bersifat "Esensial" bagi pendidikan. Hal tersebut adalah Tidak Ada UKK alias Ujian Kenaikan Kelas. Eits, jangan senang dulu! Meski tidak ada UKK, ada penggantinya yaitu Ujian Mutu Tingkat Kompetensi. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi ini dilaksanakan hanya di kelas 11 dan hanya menguji Kompetensi SIKAP dari siswa/murid. Ups, tapi.. kata narasumbernya, ke depan tidak lagi digunakan kata 'siswa' atau 'murid' di pendidikan negeri ini. Kata 'siswa' atau 'murid' diganti dengan 'Peserta didik'. Sepintas, itu bukanlah hal yang penting. tetapi, ada 'esensi' penting dibalik penggunaan kata 'peserta didik'. Tetapi, itu belum bisa saya tuliskan di sini saat ini, karena masih perlu saya kaji. hehe

Selain ada Ujian Mutu Tingkat Kompetensi, Ujian Nasional, Ujian Tengah Semester, Ujian Sekolah masih tetap ada. Waktu belajar semakin sedikit, ujian semakin banyak, ya toh? Ya begitulah adanya informasi yang saya dapatkan.

Apapun yang terjadi,
Bapak/Ibu guru tetap harus menjadi seorang PENDIDIK ya!
Bukan sekadar menjadi seorang Pengajar apalagi Fasilitator.
Kepada Bapak/Ibu Guru Sejati serta Kepada Masyarakat Indonesia yang Menyayangi dunia Pendidikan, saya mengucapkan:

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2014
:)

Kamis, 01 Mei 2014

Kurikulum 2013 (bag. 2)

Berikut ini dokumen-dokumen terkait Standar Nasional Pendidikan di Kurikulum 2013.

lampiran Permendikbud No. 54 tentang Standar Kompetensi Lulusan

lampiran Permendikbud No. 65 tentang Standar Proses 

lampiran Pemendikbud No. 66 tentang Standar Penilaian

lampiran Permendikbud No. 69 tentang Kurikulum SMA 2013

Dokumen-dokumen tersebut sebaiknya dipahami dengan teliti. Jika Anda mengikuti kegiatan terkait sosialisasi kurikulum 2013, jangan langsung menerima semua materi yang diberikan oleh narasumber sosialisasi kurikulum.

Apapun kurikulumnya, jadilah guru yang mendidik dengan hati ikhlas dan bersungguh-sungguh.
Serta, ingat juga pesan Ki Hajar Dewantara:
Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani.

yang artinya:
di depan harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik, di tengah harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang harus memberikan dorongan dan arahan.




Rabu, 30 April 2014

Kurikulum 2013

Kurikulum BARU sudah mulai diberlakukan sejak tahun lalu, tahun 2013. Kurikulum itu dikenal dengan Kurikulum 2013. Banyak hal kontroversial yang terjadi di kalangan pendidik, terkait dengan kehadiran kurikulum ini. Saya, sebagai guru di sebuah sekolah swasta, sudah mengikuti pelatihan tentang kurikulum ini dua kali. Pertama, saya mengikuti pelatihan kurikulum 2013 bersama guru IPA SMP di Kota Tangerang Selatan. Kedua, saya mengikuti pelatihan kurikulum 2013 bersama guru Fisika, Kima, dan guru Biologi SMA di Kota Tangerang Selatan.

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi pengetahuan dan pengalaman saya yang saya dapatkan dari pelatihan Kurikulum 2013 bersama guru Fisika, Kimia, dan guru Biologi SMA di Kota Tangerang Selatan. Tanggal 28 April 2014, guru-guru mata pelajaran ilmu alam, untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 di Puspitek, Serpong. Kami diberikan pemaparan tentang Kurikulum 2013 oleh narasumber dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Hal pertama yang dipaparkan dalam kegiatan pelatihan tersebut yaitu PP No. 32 Tahun 2013 yang merupakan pengganti dari PP No. 19 Tahun 2005. Di dalam PP No. 32 Tahun 2013 itu terdapat perubahan tentang Standar Nasional Pendidikan.
Selain itu, narasumber juga memaparkan tentang Permendikbud No. 54, No. 64, No. 65, No. 66, No. 69, serta Permendikbud No. 81A. Super! (akeh tungale kabeh)

Dengan berubahnya Standar Nasional Pendidikan, berubah pula Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan standar-standar lainnya. Bagi para guru dimanapun berada, menurut saya, wajib tahu isi PP No. 32 serta Permendikbud yang banyak itu. Mengapa? Kita harus pelajari dengan cermat, karena (menurut saya) kurikulum 2013 ini masih belum 'matang'. Guru harus berhati-hati dalam mengikuti 'arus' kurikulum 2013. Jangan langsung telan semua 'cemilan' yang diberikan saat ada pelatihan kurikulum 2013. Pelajari dan pahami secara mandiri, tentang kurikulum baru ini. Lagi-lagi menurut saya, beberapa narasumber tersebut pun agaknya kurang paham tentang 'esensi' pendidikan. Meski begitu, apapun yang dilakukan mereka dengan kurikulum, guru tetap harus mengajar dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa, mengajar dengan sepenuh hati, ikhlas untuk beribadah pada Allah swt.

Ada 5M yang dipaparkan dalam pelatihan tersebut. 5M tersebut adalah Mengamati, Menanya, Menalar, Mengomunikasikan, dan Mencoba. Selain itu, kurikulum 2013 menekankan pada proses pembelajaran dengan Pendekatan Scientific. Pendekatan Scientific ini di antaranya adalah metode Problem Based learning, Project Based Learning, Inquiry, dan Discovery. Menurut saya, ke-empat metode tersebut bukanlah hal baru bagi para guru ilmu alam.

Selasa, 29 April 2014

Cerita tentang mereka, "Senangnya di'kepo-in' kamu"

well, cerita ini masih tentang murid-muridku di sekolah, tempatku mengajar saat ini. Tidak seperti biasanya, suatu hari, aku datang ke sekolah dengan mengendarai mobil. Biasanya, aku datang mengendarai motor. Hari itu, murid-murid cukup heboh menyaksikanku memarkirkan mobil di depan mesjid. Mengapa demikian? Hal itu mungkin karena mayoritas murid di sana berasal dari keluarga ekonomi rendah (kurang mampu). Sehingga, mungkin hal langka bagi mereka bisa menyaksikan orang 'dekat' mereka mengendarai mobil. Itu cuma prediksiku saja, makanya aku gunakan kata 'mungkin'.

Tapi, itu hanya latar belakang dari bagian inti dari cerita tentang mereka yang ingin aku tuliskan di sini.
Beberapa hari setelah hari itu, seorang siswa bernama Nuha menceritakan sesuatu padaku. Saat itu ia sedang bersama temannya, yaitu Dalfa. Nuha bercerita bahwa temannya itu (Dalfa) pernah mengemukakan keinginannya untuk mengendap-endap masuk ke dalam bagasi mobilku, supaya dia bisa ikut sampai ke tempat tinggalku. hahaha. :D
Tertawalah aku dan mereka dengan begitu spontan dan 'cekikikan'.

Nuha melanjutkan ceritanya bahwa Dalfa begitu ingin tahu dimana dan seperti apa tempat tinggalku. :)
Dalfa mengiyakan cerita tersebut dan mengakui bahwa is sangat ingin berkunjung ke tempat tinggalku. Tetapi, karena ia adalah siswa yang tinggal di asrama, maka bukan perkara mudah untuk pergi meninggalkan lingkungan sekolah maupun asrama di hari-hari aktif sekolah. Sehingga terpikirlah olehnya untuk mengendap-endap masuk ke dalam bagasi mobil.

Well, it was a nice try. ;)

Jumat, 25 April 2014

Cerita tentang mereka

Rena, Rama, Putra, ... (Tulis ulang, gegara yg semalen kehapus -_-)

Rama : saya mau ikut olimpiade fisika tahun depan
Putra : saya mau ikut olimpiade matematika tahun depan
Rena : saya bingung mau ikut olimpiade fisika atau matematika, tapi karena matematika udah pernah, jadi saya ikut fisika aja deh *optimis*
Putra : yahh :( jangan dong, matematika aja *kecewa*
Rama : hmm Ada apa sih kalian? *curiga*

Kasihan Rena...

Cerita tentang mereka

Jumat pagi
Bel berbunyi, tanda untuk memulai pelajaran. Aku bergegas membawa Erlenmeyer, Bunsen, balon, sebotol soda, dan benda lainnya ke dalam ruang kelas 11 IPA. Pembelajaran kali ini masih tentang pengamatan perilaku gas.

Percobaan - percobaan aku lakukan satu per satu, tanya jawab dan diskusi pun mengalir. Hingga tiba saatnya merumuskan kesimpulan. Kesimpulan bahwa tekanan, suhu, serta volume mempengaruhi perilaku gas (ideal), seperti halnya yang sudah dikemukakan oleh Boyle dan Guy Lussac di dalam buku mereka.

Lalu, kukatakan pada mereka, 'kalian pun sebenarnya punya potensi yang sama seperti Boyle maupun Guy Lussac dalam hal merumuskan ilmu fisika. Hanya saja, mereka lebih dahulu tau dibanding kalian. Jadi, kalian pun bisa seperti mereka dalam merumuskan fisika.'

Suasana hening sejenak, hingga tiba-tiba seorang anak bernama Gantang berkata, 'kalau kita ada jaman dahulu pun kita mungkin gak kepikiran hal begini hahaha'

-__-"
MasyaAllah
Jiwa humor yang tinggi.
Identitas:
Gantang D.P.
Hobi melawak, peserta olimpiade fisika, kurus, tinggi, hobi nyanyi ngalor ngidul.

Kamis, 24 April 2014

Catatan tentang mereka

Sudah hampir dua tahun, saya resmi menjalani profesi guru di sekolah. Alhamdulillaah.
Tahun kedua ini, Allah mempertemukanku dengan murid-murid yang hebat-hebat. Kehebatan mereka yang pertama, mereka memiliki kemandirian dalam mengurus pakaian. Kehebatan mereka yang kedua, mereka memiliki semangat yang tinggi dalam menghafal al Qur'an. Kehebatan mereka yang ketiga, mereka pantang mengeluh dengan banyaknya tugas sekolah. Kehebatan mereka yang ke empat, mereka gemar pergi ke perpustakaan untuk membaca. kehebatan mereka yang ke lima, mereka murah senyum. Kehebatan mereka yang ke enam, mereka punya hubungan pertemanan yang baik. Dan, masih banyak lagi kehebatan lain tentang mereka. Tentu saja, harapanku sebagai guru mereka, semoga mereka juga menjadi orang hebat dalam pemahaman dan pengamalan ilmu pengetahuan.

Catatanku sebagai Guru

I don't know what are their tendency but something that I know is I want to make them happy with me and my subject.
I'll be a good mirror. So they can see their self clearly.
I'll be a good map. So they can find their way to get a bright future.

Rabu, 16 April 2014

Ah MIR

Mir, kamu itu orang baru yang menyusahkan kami. Mir, saya tau kamu punya tujuan baik. Tapi, kamu itu harus 'matur suwun' dulu dong ke kami. Ah Mir, jangan paksa kami suka padamu!

Selasa, 15 April 2014

Guru

Jadi guru itu gampang, siapa saja bisa jadi guru. Tak perlu mengikuti kuliah kependidikan keguruan pun, bisa jadi guru.

Membuat sekolah itu gampang. Siapa saja yang punya uang, bisa.

Lalu, apa gunanya ada kuliah kependidikan yang menghasilkan lulusan sarjana pendidikan?
Lalu, apa gunanya ada kuliah managemen pendidikan?

Meski demikian, meski jadi guru itu gampang, dan mendirikan sekolah juga gampang, sampai sekarang masih saja ada anak Indonesia yang cuma sekolah hingga tingkat dasar. Entah kenapa?

Entah kenapa pula, sarjana - sarjana itu, sarjana ekonomi, sarjana sains, sarjana humaniora, sarjana teknik, dan sarjana lainnya, memutar haluan menjadi guru. Oh, mungkin karena jadi guru itu gampang. Siapa saja boleh jadi guru. Tapi, apakah negara ini kekurangan sarjana pendidikan? Apakah negara ini kekurangan guru?

Bagi saya, jadi guru tidaklah gampang. Saya harus bisa menjadi cermin yang bersih, agar siswa -siswa bisa melihat dirinya sendiri dengan baik dan jelas. Saya harus menjadi peta yang lengkap (bukan peta buta), agar siswa - siswa bisa melanjutkan perjalanan hidupnya dengan baik dan tidak tersesat.
Terlebih lagi, jadi guru, harus tahan dengan pandangan sebelah mata dari orang - orang yang menganggap bahwa profesi guru adalah profesi kepepet (dari pada gak ada kerjaan, mending jadi guru).
Tetapi, sedetik pun, saya tidak pernah berpikir demikian saat saya menjadi siswa dahulu. Begitupun saat ini, keputusan saya untuk tetap menjadi guru, dengan keadaan seperti ini pun, bukan karena "daripada tidak kerja". Melainkan karena saya tidak ingin dunia pendidikan di sekitar saya, dijalani dengan 'seadanya'. Jujur, ini berarti tingkat kepercayaan saya masih kurang, kepada guru yang non sarjana pendidikan. Bukan berarti saya adalah guru terbaik. Tetapi ini semata karena saya ingin yang terbaik.

Senin, 07 April 2014

Catatan tentang mereka

Usai upacara pagi tadi, seseorang siswa laki - laki menghampiriku yg sedang duduk di kursi kerja ku di ruang guru. Ia berkata, 'saya masih gak ngerti Teh, saya mau nanya soal dong'.

Tak lama kemudian, seorang siswa wanita, juga menghampiri. Mengatakan hal yang serupa, dengan ekspresi bingung.

Disusul kemudian seorang siswa wanita lainnya, mengemukakan hal serupa dan 'nanti Teteh bahas satu per satu soalnya ya?'

Supaya mereka segera pergi dari sekitarku, ku katakan dengan cepat, 'Iya, iya, sudah sana kembali ke kelas kalian'.

Satu jam 30 menit berlalu, tiba saatnya ku masuk ke dalam ruang kelas mereka untuk mengajar Fisika.

Suasana berangsur ramai, dengan suara - suara mereka yg mmengungkapkan  ekspresi bingung.

Kamis, 13 Maret 2014

ingat mati

sesungguhnya setiap hari semakin dekat kita dengan kematian. sesungguhnya hidup di dunia hanya sebentar saja. waktu di dunia itu hanya singkat, singkat sekali, dibandingkan dengan umur bumi yang jutaan tahun, sementara alam semesta hanya diciptakan hanya dalam waktu 7hari. lalu, satu hati yg kita jalani yang terdiri dari 24 jam ini, hanya se-per-sekian juta dari waktu bumi dan alam semesta. masyaAllah.