Blog yang Saya ikuti

Rabu, 30 April 2014

Kurikulum 2013

Kurikulum BARU sudah mulai diberlakukan sejak tahun lalu, tahun 2013. Kurikulum itu dikenal dengan Kurikulum 2013. Banyak hal kontroversial yang terjadi di kalangan pendidik, terkait dengan kehadiran kurikulum ini. Saya, sebagai guru di sebuah sekolah swasta, sudah mengikuti pelatihan tentang kurikulum ini dua kali. Pertama, saya mengikuti pelatihan kurikulum 2013 bersama guru IPA SMP di Kota Tangerang Selatan. Kedua, saya mengikuti pelatihan kurikulum 2013 bersama guru Fisika, Kima, dan guru Biologi SMA di Kota Tangerang Selatan.

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi pengetahuan dan pengalaman saya yang saya dapatkan dari pelatihan Kurikulum 2013 bersama guru Fisika, Kimia, dan guru Biologi SMA di Kota Tangerang Selatan. Tanggal 28 April 2014, guru-guru mata pelajaran ilmu alam, untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 di Puspitek, Serpong. Kami diberikan pemaparan tentang Kurikulum 2013 oleh narasumber dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Hal pertama yang dipaparkan dalam kegiatan pelatihan tersebut yaitu PP No. 32 Tahun 2013 yang merupakan pengganti dari PP No. 19 Tahun 2005. Di dalam PP No. 32 Tahun 2013 itu terdapat perubahan tentang Standar Nasional Pendidikan.
Selain itu, narasumber juga memaparkan tentang Permendikbud No. 54, No. 64, No. 65, No. 66, No. 69, serta Permendikbud No. 81A. Super! (akeh tungale kabeh)

Dengan berubahnya Standar Nasional Pendidikan, berubah pula Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan standar-standar lainnya. Bagi para guru dimanapun berada, menurut saya, wajib tahu isi PP No. 32 serta Permendikbud yang banyak itu. Mengapa? Kita harus pelajari dengan cermat, karena (menurut saya) kurikulum 2013 ini masih belum 'matang'. Guru harus berhati-hati dalam mengikuti 'arus' kurikulum 2013. Jangan langsung telan semua 'cemilan' yang diberikan saat ada pelatihan kurikulum 2013. Pelajari dan pahami secara mandiri, tentang kurikulum baru ini. Lagi-lagi menurut saya, beberapa narasumber tersebut pun agaknya kurang paham tentang 'esensi' pendidikan. Meski begitu, apapun yang dilakukan mereka dengan kurikulum, guru tetap harus mengajar dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa, mengajar dengan sepenuh hati, ikhlas untuk beribadah pada Allah swt.

Ada 5M yang dipaparkan dalam pelatihan tersebut. 5M tersebut adalah Mengamati, Menanya, Menalar, Mengomunikasikan, dan Mencoba. Selain itu, kurikulum 2013 menekankan pada proses pembelajaran dengan Pendekatan Scientific. Pendekatan Scientific ini di antaranya adalah metode Problem Based learning, Project Based Learning, Inquiry, dan Discovery. Menurut saya, ke-empat metode tersebut bukanlah hal baru bagi para guru ilmu alam.

Selasa, 29 April 2014

Cerita tentang mereka, "Senangnya di'kepo-in' kamu"

well, cerita ini masih tentang murid-muridku di sekolah, tempatku mengajar saat ini. Tidak seperti biasanya, suatu hari, aku datang ke sekolah dengan mengendarai mobil. Biasanya, aku datang mengendarai motor. Hari itu, murid-murid cukup heboh menyaksikanku memarkirkan mobil di depan mesjid. Mengapa demikian? Hal itu mungkin karena mayoritas murid di sana berasal dari keluarga ekonomi rendah (kurang mampu). Sehingga, mungkin hal langka bagi mereka bisa menyaksikan orang 'dekat' mereka mengendarai mobil. Itu cuma prediksiku saja, makanya aku gunakan kata 'mungkin'.

Tapi, itu hanya latar belakang dari bagian inti dari cerita tentang mereka yang ingin aku tuliskan di sini.
Beberapa hari setelah hari itu, seorang siswa bernama Nuha menceritakan sesuatu padaku. Saat itu ia sedang bersama temannya, yaitu Dalfa. Nuha bercerita bahwa temannya itu (Dalfa) pernah mengemukakan keinginannya untuk mengendap-endap masuk ke dalam bagasi mobilku, supaya dia bisa ikut sampai ke tempat tinggalku. hahaha. :D
Tertawalah aku dan mereka dengan begitu spontan dan 'cekikikan'.

Nuha melanjutkan ceritanya bahwa Dalfa begitu ingin tahu dimana dan seperti apa tempat tinggalku. :)
Dalfa mengiyakan cerita tersebut dan mengakui bahwa is sangat ingin berkunjung ke tempat tinggalku. Tetapi, karena ia adalah siswa yang tinggal di asrama, maka bukan perkara mudah untuk pergi meninggalkan lingkungan sekolah maupun asrama di hari-hari aktif sekolah. Sehingga terpikirlah olehnya untuk mengendap-endap masuk ke dalam bagasi mobil.

Well, it was a nice try. ;)

Jumat, 25 April 2014

Cerita tentang mereka

Rena, Rama, Putra, ... (Tulis ulang, gegara yg semalen kehapus -_-)

Rama : saya mau ikut olimpiade fisika tahun depan
Putra : saya mau ikut olimpiade matematika tahun depan
Rena : saya bingung mau ikut olimpiade fisika atau matematika, tapi karena matematika udah pernah, jadi saya ikut fisika aja deh *optimis*
Putra : yahh :( jangan dong, matematika aja *kecewa*
Rama : hmm Ada apa sih kalian? *curiga*

Kasihan Rena...

Cerita tentang mereka

Jumat pagi
Bel berbunyi, tanda untuk memulai pelajaran. Aku bergegas membawa Erlenmeyer, Bunsen, balon, sebotol soda, dan benda lainnya ke dalam ruang kelas 11 IPA. Pembelajaran kali ini masih tentang pengamatan perilaku gas.

Percobaan - percobaan aku lakukan satu per satu, tanya jawab dan diskusi pun mengalir. Hingga tiba saatnya merumuskan kesimpulan. Kesimpulan bahwa tekanan, suhu, serta volume mempengaruhi perilaku gas (ideal), seperti halnya yang sudah dikemukakan oleh Boyle dan Guy Lussac di dalam buku mereka.

Lalu, kukatakan pada mereka, 'kalian pun sebenarnya punya potensi yang sama seperti Boyle maupun Guy Lussac dalam hal merumuskan ilmu fisika. Hanya saja, mereka lebih dahulu tau dibanding kalian. Jadi, kalian pun bisa seperti mereka dalam merumuskan fisika.'

Suasana hening sejenak, hingga tiba-tiba seorang anak bernama Gantang berkata, 'kalau kita ada jaman dahulu pun kita mungkin gak kepikiran hal begini hahaha'

-__-"
MasyaAllah
Jiwa humor yang tinggi.
Identitas:
Gantang D.P.
Hobi melawak, peserta olimpiade fisika, kurus, tinggi, hobi nyanyi ngalor ngidul.

Kamis, 24 April 2014

Catatan tentang mereka

Sudah hampir dua tahun, saya resmi menjalani profesi guru di sekolah. Alhamdulillaah.
Tahun kedua ini, Allah mempertemukanku dengan murid-murid yang hebat-hebat. Kehebatan mereka yang pertama, mereka memiliki kemandirian dalam mengurus pakaian. Kehebatan mereka yang kedua, mereka memiliki semangat yang tinggi dalam menghafal al Qur'an. Kehebatan mereka yang ketiga, mereka pantang mengeluh dengan banyaknya tugas sekolah. Kehebatan mereka yang ke empat, mereka gemar pergi ke perpustakaan untuk membaca. kehebatan mereka yang ke lima, mereka murah senyum. Kehebatan mereka yang ke enam, mereka punya hubungan pertemanan yang baik. Dan, masih banyak lagi kehebatan lain tentang mereka. Tentu saja, harapanku sebagai guru mereka, semoga mereka juga menjadi orang hebat dalam pemahaman dan pengamalan ilmu pengetahuan.

Catatanku sebagai Guru

I don't know what are their tendency but something that I know is I want to make them happy with me and my subject.
I'll be a good mirror. So they can see their self clearly.
I'll be a good map. So they can find their way to get a bright future.

Rabu, 16 April 2014

Ah MIR

Mir, kamu itu orang baru yang menyusahkan kami. Mir, saya tau kamu punya tujuan baik. Tapi, kamu itu harus 'matur suwun' dulu dong ke kami. Ah Mir, jangan paksa kami suka padamu!

Selasa, 15 April 2014

Guru

Jadi guru itu gampang, siapa saja bisa jadi guru. Tak perlu mengikuti kuliah kependidikan keguruan pun, bisa jadi guru.

Membuat sekolah itu gampang. Siapa saja yang punya uang, bisa.

Lalu, apa gunanya ada kuliah kependidikan yang menghasilkan lulusan sarjana pendidikan?
Lalu, apa gunanya ada kuliah managemen pendidikan?

Meski demikian, meski jadi guru itu gampang, dan mendirikan sekolah juga gampang, sampai sekarang masih saja ada anak Indonesia yang cuma sekolah hingga tingkat dasar. Entah kenapa?

Entah kenapa pula, sarjana - sarjana itu, sarjana ekonomi, sarjana sains, sarjana humaniora, sarjana teknik, dan sarjana lainnya, memutar haluan menjadi guru. Oh, mungkin karena jadi guru itu gampang. Siapa saja boleh jadi guru. Tapi, apakah negara ini kekurangan sarjana pendidikan? Apakah negara ini kekurangan guru?

Bagi saya, jadi guru tidaklah gampang. Saya harus bisa menjadi cermin yang bersih, agar siswa -siswa bisa melihat dirinya sendiri dengan baik dan jelas. Saya harus menjadi peta yang lengkap (bukan peta buta), agar siswa - siswa bisa melanjutkan perjalanan hidupnya dengan baik dan tidak tersesat.
Terlebih lagi, jadi guru, harus tahan dengan pandangan sebelah mata dari orang - orang yang menganggap bahwa profesi guru adalah profesi kepepet (dari pada gak ada kerjaan, mending jadi guru).
Tetapi, sedetik pun, saya tidak pernah berpikir demikian saat saya menjadi siswa dahulu. Begitupun saat ini, keputusan saya untuk tetap menjadi guru, dengan keadaan seperti ini pun, bukan karena "daripada tidak kerja". Melainkan karena saya tidak ingin dunia pendidikan di sekitar saya, dijalani dengan 'seadanya'. Jujur, ini berarti tingkat kepercayaan saya masih kurang, kepada guru yang non sarjana pendidikan. Bukan berarti saya adalah guru terbaik. Tetapi ini semata karena saya ingin yang terbaik.

Senin, 07 April 2014

Catatan tentang mereka

Usai upacara pagi tadi, seseorang siswa laki - laki menghampiriku yg sedang duduk di kursi kerja ku di ruang guru. Ia berkata, 'saya masih gak ngerti Teh, saya mau nanya soal dong'.

Tak lama kemudian, seorang siswa wanita, juga menghampiri. Mengatakan hal yang serupa, dengan ekspresi bingung.

Disusul kemudian seorang siswa wanita lainnya, mengemukakan hal serupa dan 'nanti Teteh bahas satu per satu soalnya ya?'

Supaya mereka segera pergi dari sekitarku, ku katakan dengan cepat, 'Iya, iya, sudah sana kembali ke kelas kalian'.

Satu jam 30 menit berlalu, tiba saatnya ku masuk ke dalam ruang kelas mereka untuk mengajar Fisika.

Suasana berangsur ramai, dengan suara - suara mereka yg mmengungkapkan  ekspresi bingung.