Blog yang Saya ikuti

Jumat, 07 Agustus 2015

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI (contoh RPP)

Strategi Pembelajaran                         : Inkuiri
Model Pembelajaran                           : Instruksi Langsung
Metode Pembelajaran                        : Demonstrasi, Ceramah, Tanya Jawab, Praktikum, dan Proyek Berkelompok

RINCIAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Pengaturan Skema                              : Siswa duduk membentuk sebuah lingkaran besar
Aktivitas Pembuka                              :
1.  Guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa bersama-sama menyerukan jargon belajar Fisika: Saya Yakin! Saya Bisa! Belajar Fisika itu Seru!
2.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang ingin dicapai
3.      Guru menanyakan, ‘mengapa benda bisa berotasi?’ (brain storming)

Aktivitas Inti
1.      Beberapa siswa melakukan demonstrasi sederhana dengan menggunakan teaching aid  (alat bantu mengajar/alat peraga) dan dibantu arahan dari guru
2.      Guru membuka kegiatan tanya-jawab dengan menanyakan, ‘apa perbedaan gerak rotasi saat jari-jari rotasi besar dan kecil?’; ‘bagaimana hubungan gaya, jari-jari, dan kecepatan benda yang berotasi?’
3.      Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru  
4.      Siswa memerhatikan penjelasan dari guru terkait kegitan demonstrasi
5.      Guru memberi ceramah tentang besaran-besaran fisis pada gerak rotasi
6.      Siswa mengaplikasikan formula menghitung besaran-besaran fisis dalam gerak rotasi, dengan mengerjakan beberapa latihan yang diberikan guru
7.      Siswa memerhatikan demonstrasi Mousetrap Car yang dilakukan guru 
8.      Guru memberikan instruksi tugas proyek membuat Mousetrap Car
9.      Siswa membentuk kelompok proyek Mousetrap Car

Aktivitas Penutup
1.      Siswa memberikan rangkuman pembelajaran (secara lisan)
2.      Guru dan siswa bersama-sama memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif berpartisipasi selama pembelajaran

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi yang tepat diterapkan pada pembelajaran Fisika. Nah, saya pun lebih senang jika menjalankan pembelajaran di kelas dengan Inkuiri, terlepas dari Apapun NAMA Kurikulumnya. Jadi, di sini saya mau bagi-bagi pengalaman saya mengajar Fisika (tingkat sekolah menengah) secara Inkuiri.

Pertama, saya mau bagi-bagi Konten RPP yang pernah saya kerjakan.
Untuk kelas-kelas yang terasa kurang ada 'spirit' ketika pembelajaran akan dimulai, maka, ada baiknya, setelah memulai pembelajaran dengan berdoa, kemudian diikuti dengan Aktivitas Pembuka seperti berikut:

1. Mengajak siswa bersama-sama menyerukan jargon (selayaknya di sebuuah Training Motivation ala ES ^_^ ): Saya Yakin! Saya Bisa! Belajar Fisika itu Seru! Yes! Yes! Yes!

2. Menyampaikan suatu Teka-teki 'Plesetan' yang berhubungan dengan Fisika. 

Jika kelas sudah terasa bersemangat, maka selanjutnya adalah memberikan BRAIN STORMING, yaitu berupa pertanyaan yang bisa mengundang rasa penasaran siswa. Misalnya:

1. Mengapa awan tidak jatuh ke bumi, meskipun awan itu besar? 

2. Mengapa langit warnanya biru? 

3. Mengapa bulan terlihat di siang atau sore hari?

Begitulah, dan sebagainya. Lalu, biarkan siswa-siswa memberikan/mengemukakan jawaban mereka masing-masing.

Setelah Brain Storming, maka mulailah bawa pembelajaran pada Aktifitas Inti, dengan metode DEMONSTRASI. Demonstrasi bisa dilakukan dengan bantuan alat peraga, atau dengan mengajak siswa memperagakan sesuatu. Misalnya mengerjakan aktivitas seperti pada gambar berikut:





(bersambung)


Minggu, 02 Agustus 2015

Masalah Orang Indonesia

Entah berapa jumlah warga negara Indonesia sekarang, 2 Agustus 2015. Setiap hari, jalanan yang saya lalui di sekitar Tangerang-Jakarta-Depok-Tangerang Selatan, selalu dipenuhi banyak orang. Tangerang-Jakarta-Depok-TangerangSelatan-Bekasi-Bogor adalah kota-kota yang dipadati penduduk yang saya ketahui dengan yakin. Itu bukan masalah. Alhamdulillah. Allah karuniai Indonesia dengan banyak manusia. :) Itu patut disyukuri, karena Rasulullah sholallahu 'alaihi wassalam mengajarkan agar umat muslim memiliki banyak anak. :)

Sayangnya, tidak banyak orang yang mengantisipasi peningkatan jumlah penduduk di Indonesia, sejak dulu. Kalimat saya tersebut memang subjektif. Tapi saya menyatakan demikian karena beberapa hal yang bisa dilihat di lingkungan di sekitar saya saat ini. Pertama, dari segi tata kota, khususnya kota Jakarta, Tangerang dan sekitarnya. Dua kota tersebut adalah kota yang paling sering saya amati. Selain karena tempat tinggal, aktivitas saya banyak dilakukan di dua kota tersbut dan sekitarnya. Tata kota di dua kota tersebut belum dirancang untuk menampung manusia dalam jumlah banyak. Hal ini tercermin dari kemacetan yang terjadi setiap hari, banjir setiap tahun (mulai abad 19 akhir) serta pemukiman-pemukiman super padat bahkan cenderung kumuh.

Kemacetan setiap hari terjadi di Tangerang, Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Selatan. Meskipun dinas perhubungan dan pemerintah sudah sediakan alat transportasi Commuter Line (kereta listrik yang mampu menampung banyak orang) dan bus way Trans Jakarta, namun tetap saja kepadatan terjadi di dalam kereta, di dalam Trans Jakarta dan di jalan raya (kendaraan pribadi). Artinya, Commuter line maupun Trans Jakarta, serta alat transportasi umum lainnya, belum mampu mengangkut seluruh orang yang bepergian, khususnya menuju Jakarta di pagi hari dan meninggalkan Jakarta di sore hari.

Banjir yang terjadi, dahulu dikatakan akibat tersumbatnya saluran-saluran air (got dan kali). Menurut saya, itu benar. Selama 24 tahun saya hidup, sejak saya kecil hingga saat ini, saya masih SERING MENEMUKAN ORANG-ORANG YANG BUANG SAMPAH KE SALURAN AIR (GOT dan KALI). Wajar saja bila air hujan tidak bisa dialiri di got dan kali. Namun, setelah saya mengikuti kuliah dari Bapak Dr. Andang Bachtiar dalam mata kuliah Sedimentologi, saya menyadar satu hal baru. Yaitu, bahwa lokasi geografis kota Jakarta dan Tangerang berada di dataran rendah yang cenderung mencekung seperti mangkok.

(Bersambung)