Jum’at malam, 13 Mei 2011
Sore itu, kuliah gelombang selesai jam 05.00pm. Aku punya janji mengajak kak Dewi pergi ke arion, untuk menunggu jalanan sepi dari macet. Kak Dewi baru selesai mengasisteni Pak Handjoko jam 06.00pm. Setelah menunggu di tempat diskusi di samping loket, akhirnya kira-kira sekitar jam 6.30 aku dan kak Dewi pergi dari kampus menuju arion. Kami makan malam dan berbincang-bincang hangat. Hingga tiba-tiba terdengar suara hujan turun dengan derasnya. Kami pun menunggu di dalam gedung arion itu. Selama kami menunggu, aku teringat kata-kata kak Juki pada krik hari kamis dan aku pun membelikan bebererapa buah roti untuk ku bawa pulang ke rumah. Kami berdua duduk di kursi di dalam gedung arion itu, menyaksikan orang-orang lalu-lalang menawar baju. Jam ke jam, waktu ke waktu, hujan tak kunjung reda. Sebenarnya, Ibu mengatakan bahwa jika hari jumat lebih baik aku kos saja, tapi aku kan kangen. Jam menunjukkan angka 10, semua toko di arion tutup dan semua karyawannya satu per satu pulang. Namun, hujan masih belum berhenti. Gerimis rintik masih turun. Akhirnya kami putuskan pulang meski harus sedikit menerjang gerimis malam.
Sepanjang perjalanan, kami berhenti beberapa kali. Pertama, kami berhenti di spbu rawamangun, karena motorku bensinnya habis. Kedua, kami berhenti di dukuh atas, karena aku mengantuk. Ketiga, kami berhenti di hang jebat, karena aku mengantuk. Keempat di depan tomang tol, kelima di depan spbu dekat jl h.mencong, dan keenam di jl.h.mencong, semuanya karena aku semakin mengantuk. Akhirnya, kak Dewi mengantarkanku sampai depan rumah, mungkin karena ia khawatir melihatku yang dilanda kantuk ini, harus menyetir motor. Tapi memang benar, bahwa aku setengah tidak sadar menyetir motor sampai di rumah. Alhamdulillah, aku tiba di rumah dengan selamat, jam 11.30pm. Adik bungsuku langsung keluar rumah, membukakan pagar untukku. Sedangkan Ibu menunggu ku di depan pintu rumah, melongok kepadaku yang sedang memarkirkan motor di teras.
Seperti yang telah ku duga sebelumnya, ketika sedang menunggu hujan di arion, Ibu agak marah karena aku baru pulang hampir tengah malam. Beliau agak marah, karena khawatir ada apa-apa terhadapku di jalan. Ketika aku berikan roti yang tadi aku beli di arion, Ia malah mengatakan, “kalau pulang kuliah gak usah beli-belian, kayak orang kerja aja”. huft. Tapi, tak apalah. Yang penting aku bisa ketemu Ibu, bisa salim-mencium tangannya, bisa tidur di sampingnya.
Terima kasih Ya Allah. Terima kasih kak Dewi.
Jam 12.40pm, saat ku lihat ponselku, ada beberapa pesan dan miscall. Pesan tersebut antara lain dari Ibu yang menanyakan keberadaanku dan kak Bintang yang menanyakan keberadaan kak Dewi. Sedangkan, misscall dari kakaknya kak Dewi. Teryata, kakaknya kak Dewi menanyakan keberadaan kak Dewi ke kak Bintang. Lalu, kak Bintang menanyakan kepadaku. Dan kak Bintang memberikan nomorku kepada kakaknya kak Dewi. Mungkin karena selama perjalanan itu, ponsel kak Dewi mati, karena baterainya habis.
Untuk kakaknya kak Dewi, maaf telah membuat khawatir, karena harus menunggu kak Dewi pulang hingga tengah malam. Untuk kak Bintang, maaf telah merepotkan, karena jadi ikut bingung dengan keberadaan kak Dewi malam itu yang dicari-cari kakaknya kak Dewi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar