Soeang tokoh, yang juga aku kagumi adalah B.J. Habibie. Beliau ku kenal sebagai seorang ilmuwan Indonesia yang berjasa dalam pembuatan pesawat terbang di Jerman. Beliau ku kenal sebagai wakil presiden Republik Indonesia. Beliau juga ku kenal sebagai persiden Indonesia ketiga, sampai akhirnya didesak mundur oleh rakyat, akibat dituduh sebagai yang bertanggungjawab atas lepasnya timor timur dari NKRI. Dan baru aku tahu pula, beliau pernah menjadi menteri departemen teknologi sebelumnya.
Dari banyak sisi yang aku kenali itu, aku mengagumi Habibie sebagai seorang pandai yang rendah hati dan sederhana. Utamanya, aku mengagumi Habibie sebagai ilmuwan Indonesia yang diakui dunia. Karena, dalam benakku, aku kecewa pada negara Indonesia ini yang mengalami ketertinggalan dalam iptek. Sementara, sebenarnya ada seorang pandai iptek Indonesia yang diakui dunia, yaitu Habibie. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dan jawaban yang aku temukan adalah bahwa orang-orang Indonesia (pada umumnya) terlalu disibukkan dengan masalah ekonomi dan politik.
B.J. Habibie memilih untuk tinggal di Jerman (sependengaran/sepengetahuanku dari berita di tv atau koran), karena ia tahu bahwa iptek di Indonesia masih belum berkembang. Dan begitupula penyataan ilmuwan lain (yang aku lihat di tv) mengakui bahwa mereka tidak mempnyai tempat di Indonesia sebagaimana ketika mereka di Jepang, Jerman, Inggris, atau negara lainnya yang punya kepedulian besar terhadap Iptek. Namun, kepergiannya kembali ke Jerman, tidak mengikis kekagumanku pada Habibie. Entah bagaimana, aku memahami alasannys meninggalkan Indonesia selepas turun jabatan sebagai presiden.
Pak Habibie, merupakan sosok yang selalu aku nantikan kehadirannya di tv, sejak aku masih di bangku sd. Dan, buku biografinya merupakan buku yang sangat aku ingin baca hingga saat ini. Masih belum terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar