Blog yang Saya ikuti

Jumat, 02 Mei 2014

Kurikulum 2013 (bag. 3)

Pengetahuan tentang sistem penilaian dan pelaporan hasil belajar siswa dalam bentuk Lembar Capaian Kompetensi - LCK- (yang dulunya dikenal dengan >> Raport) juga diberikan oleh narasumber Pelatihan Kurikulum 2013 untuk guru-guru ilmu alam se-Kota Tangerang Selatan. Metode pengisian ini baiknya pula dipahami dengan baik, teliti, dan cermat oleh guru-guru, khususnya bagi Bapak/Ibu guru yang juga menjalankan posisi sebagai wali kelas.

Berikut ini dokumen yang berisi penjelasan tentang LCK:

Lampiran SK Dirjen No. 177 tentang LCK

Berdasarkan pemaparan narasumber dari dinas pendidikan maupun kemendikbud, Kurikulum 2013 menekankan pada 4 Kompetensi Inti. Kompetensi ke-1 dan ke-2 memuat kompetensi SIKAP. Kompetensi Inti ke-3 memuat Kompetensi PENGETAHUAN dan Kompetensi ke-4 memuat Kompetensi KETERAMPILAN. Kompetensi Pengetahuan yang dimaksud adalah ukuran pemahaman siswa terhadap materi pelajaran per mata pelajaran, sedangkan Kompetensi Keterampilan yang dimaksud adalah ukuran kebisaan siswa terhadap beberapa keterampilan seperti keterampilan menjalankan sebuah proyek, membuat suatu produk, membuat portofolio, maupun keterampilan melakukan sebuah Unjuk Kerja. 

Untuk itu, saya menyarankan kepada Bapak/Ibu guru, agar kembali mempelajari tentang konsep penilaian dengan menggunakan SKALA LIKERT, mempelajari lagi TEORI BLOOM, serta TEORI ANDERSON.

Hal yang cukup rumit, akan ditemukan pada proses penilaian Sikap. Ada beberapa teknik baru yang diminta oleh tim pengembang kurikulum itu, yaitu keberadaan Penilaian Diri, Penilaian Antar Teman, serta Jurnal.

Ohya, ada lagi! Ada lagi hal baru yang menurut saya hanya bersifat "Teknis", bukan bersifat "Esensial" bagi pendidikan. Hal tersebut adalah Tidak Ada UKK alias Ujian Kenaikan Kelas. Eits, jangan senang dulu! Meski tidak ada UKK, ada penggantinya yaitu Ujian Mutu Tingkat Kompetensi. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi ini dilaksanakan hanya di kelas 11 dan hanya menguji Kompetensi SIKAP dari siswa/murid. Ups, tapi.. kata narasumbernya, ke depan tidak lagi digunakan kata 'siswa' atau 'murid' di pendidikan negeri ini. Kata 'siswa' atau 'murid' diganti dengan 'Peserta didik'. Sepintas, itu bukanlah hal yang penting. tetapi, ada 'esensi' penting dibalik penggunaan kata 'peserta didik'. Tetapi, itu belum bisa saya tuliskan di sini saat ini, karena masih perlu saya kaji. hehe

Selain ada Ujian Mutu Tingkat Kompetensi, Ujian Nasional, Ujian Tengah Semester, Ujian Sekolah masih tetap ada. Waktu belajar semakin sedikit, ujian semakin banyak, ya toh? Ya begitulah adanya informasi yang saya dapatkan.

Apapun yang terjadi,
Bapak/Ibu guru tetap harus menjadi seorang PENDIDIK ya!
Bukan sekadar menjadi seorang Pengajar apalagi Fasilitator.
Kepada Bapak/Ibu Guru Sejati serta Kepada Masyarakat Indonesia yang Menyayangi dunia Pendidikan, saya mengucapkan:

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2014
:)

1 komentar: