Wah,, Tari yang kini berusia 20 tahun, benar-benar berbeda. Gaya dan penampilannya berubah 180 derajat. Memakai "High hill" kemanapun, tas mini "imut" dengan warna-warna cerah, plus make up minimalis, menjadi ciri khasnya. Meskipun begitu, keramahan dan keceriaannya akan mudah dikenali teman-teman lamanya.
Menjelang usia 21 tahun, Tari ingin mewujudkan salah satu impiannya sejak remaja yaitu menikah dengan seorang dokter. Namun, saat ini ada seseorang yang membuatnya jatuh hati, Setyo. Padahal, seorang dokter, bernama Kelvin, telah menyatakan perasaan suka pada Tari. Lalu, bagaimanakah Tari mengatasi hatinya?
Disuatu siang, taman kampus tempat favorit Tari sedang ramai dengan kegiatan mahasiswa. Karena begitu ramainya, Tari pun mencari tempat hening untuknya membaca bersama Linda, sang sahabat sejak SMA. Tanpa pikir panjang, mereka pergi ke balkon lantai 3 belakang gedung.
"Cocok sekali ternyata, sepi, sejuk, dan terang. Rasanya nyaman nih, menunggu sore disini Lin." sambil berlalu, Tari mulai membuka bukunya.
"wah,, lebih asyik kalau ada lagu yah!" lantas Linda pun memutar mp3nya.
Tari yang sedang membalik halaman bukunya, tiba-tiba teralihkan oleh Setyo yang terlihat lewat jendela, sedang sibuk merapihkan laboratorium di lantai 1 gedung seberang.
Entah sejak kapan, Tari menaruh kagum pada Setyo. Setyo adalah mahasiswa tak populer, namun sebenarnya memiliki potensi dan prestasi dibalik ke tenangannya. Dan satu hal lain dari Setyo yang membuat Tari terpesona adalah suara emas dan keahliannya bermain piano. Pernah suatu kali, ketika Tari berbelanja di mall, ia melihat Setyo bernyanyi solo di panggung restauran sambil bermain piano. Lalu, satu per satu berbagai keunikan dan pesona Setyo muncul begitu saja di depan matanya.
Ditengah renungnya, ternyata Setyo balik menatap dan tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar