Entah apakah aku yang terlalu emosi atau aku belum mengenalnya dengan baik. Padahal, dia adalah adikku. Tapi bahkan, sampai umurku kini, masih saja aku beradu lidah. Malam ini, teriakanku untuk menyadarkannya dari bahaya malah menjadi pemicu api. Bingung aku, dengan diriku juga dengan adikku itu. Bagaimana caranya agar aku bisa akrab dengan adik laki-laki-ku itu.
Sebaliknya, dari kejadian malam ini, ada satu hal yang membuatku sedih, yaitu karena ibu harus berjuang melawan rasa takutnya untuk melindungi adik-adikku juga aku. Padahal, aku tahu, dia sedang kelelahan dan sibuk menyelesaikan pekerjaan kantornya hingga larut seperti sekarang.
Adikku itu bagaimanapun kan bisa menjadi adik yang baik! Tidakkah dirinya tergerak untuk hanya sekedar melawan kantuknya? Padahal dia tahu ibu sedang berjuang! Malam ini, aku benar-benar kesal dengan adikku!!! Kesal!! Kesal!! Kesal!!! Kapan sih,, dia bisa berguna?! Semua itu kan buat dirinya sendiri, buat Ibu, dan buat keluarga ini juga! Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus. Semoga, aku temasuk orang yang Allah beri kesabaran.
amien , keep istiqamah :)
BalasHapus