Blog yang Saya ikuti

Minggu, 14 November 2010

Perjalanan pulang

Malam itu, Tari baru saja pulang dari rumah sakit, setelah selesai mengunjungi anak-anak penderita kanker. Waktu menunjukkan hampir jam 9 malam. Ia pun mengemudikan mobilnya masuk ke jalur TOL, untuk mempersingkat waktu perjalanan. Di tengah hujan, ia melaju cukup kencang. Namun, tiba-tiba terdengar suara keras dari bagian belakang mobil. Mobil pun dihentikan dan ia keluar untuk mengecek keadaan. Ternyata, ban mobil bocor. "Astagfirullah, tega banget nih orang yang sebar paku dijalan", ucapnya sambil memandangi ban mobilnya yang kempes total. Ayah dan Ibu pergi ke Bandung tadi pagi, menghadiri pernikahan sepupunya disana. Hujan bertambah deras pula. Dan jalan tol semakin sepi. Ditambah lagi, ban cadangan pun kempes. Bagai jatuh tertimpa tangga, Tari benar-benar kalut, harus bagaimana lagi sekarang. Beberapa saat melamun, ada seorang wanita yang menghampiri jendela mobilnya. Wanita itu mengetuk jendela. Karena dilihatnya aman, Tari keluar dari mobil menemui wanita itu. Wanitu itu bertanya, "ada apa, Mbak? mobilnya mogok ya?" "bukan, ban mobilnya bocor", jawabnya. Wanita itu berkata lagi, "dibalik tembok tol itu rumah saya, mbak mau mampir? sekadar meminum teh? sepertinya disini dingin." "Kalau tidak merepotkan, bolehlah," sahutnya. Kemudian mereka berdua pergi meninggalkan mobil menuju rumah wanita itu.

"ohya,, saya Gita, Mbak. Disini saya tinggal dengan suami saya. Tapi ia belum pulang kerja. Mbak?" kata wanita itu memecah keheningan dibalik gemuruh angin dan hujan.
"saya Tari," singkat mengenalkan diri.
Gita, wanita itu, kemudian menyuguhkan teh kepada Tari, sambil bertanya lagi, "malam-malam begini baru pulang mbak? memang habis dari mana?"
Sambil memegang cangkir teh yang diberikan kepadanya, Tari menjawab, "terima kasih, saya baru pulang dari rumah sakit tadi."
"kenapa tidak minta jemput sama pacarnya mbak?" tanya Gita.
Sontak, hampir saja Tari tersedak teh yang sedang diminumnya. Lalu ia berkata terbata,"eh,hm, saya tidak punya pacar Mbak." Kemudian ia tersenyum pada Gita. "wajar saja, seorang Gita yang sudah bersuami bertanya seperti itu padaku", pikir Tari. "tapi, sekarang, bagaimana caraku untuk pulang ya? Sementara, Ayah dan Ibu sedang ke Bandung." lanjut Tari dalam pikirannya. Ia kemudian mengeluarkan handphone dari dalam tas. Melihat-lihat nama orang-orang yang kiranya dapat membantunya saat ini. Hingga, ia melihat nama Kelvino. Ia pun mencoba menelepon Vino. "Vin, apakah kamu sedang sibuk?" tanya Tari. Vino menjawab, "ehm, tidak juga, aku hanya sedang baca buku. Memangnya kenapa, Tari?". Meskipun merasa agak sungkan, namun Tari tetap menceritakan kondisi ban mobilnya yang bocor di tol. Dan Vino pun segera berangkat menghampiri Tari.

Tiga puluh menit kemudian, Vino datang dan mengganti ban mobil Tari dengan ban cadangan mobilnya, karena memang mobil mereka berdua bertipe sama. Setelah Vino selesai mengganti ban, Tari pamit pulang dengan Gita, "Terima kasih ya, sudah menemani saya dan atas ajakannya ke rumah". "Sama-sama mbak. Untung temannya langsung datang ya! Hati-hati diperjalanannya", sahut Gita. "Terima kasih Vino dan maaf jadi merepotkan", ucap Tari kepada Vino. Vino menjawab, "Selama aku masih bisa bantu, nggak masalah kok!"
Tari dan Vino melanjutkan perjalanan mereka, pulang ke rumah masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar